Saturday, August 6, 2011

Kamu

Postingan ini terinspirasi oleh buku berjudul Kening.

" Dear kamu,
Kamu tau? Kamu adalah teman setia saya. Teman di dalam suka dan duka. Teman bernyanyi dan berteriak di dalam sebuah kotak berjalan berwarna oranye. Teman bertengkar dan bercerita, juga didalam kotak berjalan berwarna oranye. Teman berkeluh kesah sampai mengeluarkan air mata dan cacian disaat salah satu dari kita melakukan kebodohan. Teman untuk kembali disaat kita sudah tidak punya siapa-siapa lagi disamping kita. Teman yang bisa mengerti perasaan masing-masing hanya dengan melihat sebutir air mengalir keluar dari mata kita. Dan ketika kotak berjalan berwarna oranye sudah tidak ada, kamu tetap menjadi tempat saya untuk kembali. Memperlihatkan senyum dan suasana hati saya yang cerah. Memperlihatkan butiran-butiran air yang keluar dari mata dan mencaci setiap kejadian yang samar.

Dear kamu,
Kamu adalah tempat saya menaruh hati. Menyembuhkan kelabu yang muncul tidak tentu walaupun hanya untuk sesaat. Kamu adalah tempat saya menabung tawa. Kamu adalah teman saya untuk berlari. Tempat saya untuk selalu merasa diterima. Tempat dimana saya bisa merangkai ribuan kata untuk dihantarkan melalui perantara. Kamu tidak pernah terlalu perduli apa yang saya rasakan. Yang kamu tau hanyalah membuat saya merasa nyaman dan tersenyum. Tersenyum melihat kebodohanmu. Tersenyum mendengar cerita-ceritamu. Tersenyum mendengar logatmu. Kamu selalu tau apa yang saya butuhkan saat ini. Keramaian.

Dear kamu,
Kamu adalah salah satu orang yang bisa menarik perhatian saya pada saat pertama kali bertemu. Kamu adalah salah satu orang yang bisa membuat saya tertawa hingga merasa kosong. Membuat saya geram akan kelalaianmu. Membuat saya selalu bertanya akan ketepatan janjimu. Kamu orang yang menarik perhatian saya sejak pertama kali kita berbicara melalui ponsel. Kamu membuat hari-hari saya lebih bersemangat. Lebih ingin memasang banyak tempelan sehingga bisa bertemu dan berbincang denganmu lagi. Kamu menarik perhatian saya. Tapi kamu.. Bukan kamu.

Dear kamu,
kamu adalah sahabat yang bisa mendengarkan segala keluh kesah saya. Kamu memang tidak selalu ada di sisi saya. Kita terpisah jarak. Tapi saya tau, ketika saya sangat membutuhkan kamu, kamu pasti menghadirkan suaramu di telinga saya. Tidak mengeluarkan ungkapan yang membuat saya merasa ada di sudut. Tetapi mendengarkan saya dan membiarkan saya menangis. Kamu mengerti apa yang saya rasakan. Kamu ingin sekali membuat saya berhenti mengeluarkan butiran air dari mata saya. Tapi kamu tau kamu tidak bisa. Jadi kamu hanya membiarkan itu semua keluar. Dan kamu tetap setia mendengarkan. Sampai saya menutup mata untuk mengakhiri hari.

Dear kamu,
Kamu adalah pelengkap hidup saya. Kamu bisa membuat saya yakin dengan apa yang saya jalani. Membuat saya merasa ada penopang di belakang pundak saya. Saya tidak takut akan badai dan angin yang menerpa. Karena saya tau, saya memilikimu sebagai penopang saya. Kamu adalah penyempurna saya. Bukan hanya untuk jiwa saya, tetapi juga untuk raga saya. Kamu adalah penjaga saya. Menjaga saya agar tetap memijakkan kaki saya di bumi ketika saya akan terbang terlalu tinggi. Kamu selalu berhasil membuat saya mengerti akan sesuatu yang sebelumnya sulit untuk saya mengerti. Membuat saya menerima sesuatu yang sebelumnya sulit sekali saya terima. Membuat saya lebih melapangkan dada saya atas segala sesuatu yang sudah terlanjur terjadi. Bersama kamu, saya merasa sempurna. Bukan karena saya, tetapi karena kamu ada disamping saya.

Dear kamu,
Jangan pernah takut akan keberlangsungan harimu. Karena jika kamu lupa dan terlalu sibuk untuk berdoa, doa saya yang akan menjagamu. Saya tidak pernah lupa menyebutkan nama kamu di dalam doa saya setiap harinya. Saya tidak pernah berhenti bersyukur atas kehadiran kamu di hidup saya.

Dear kamu,
Kamu adalah saya. Percaya itu. "

No comments: